
Bahkan setiap hari setelah berita malam jam 19.30-an TVRI memperdengarkan lagu Garuda Pancasila beserta tayangan masing-masing sila berlambangkan gambar-gambar sesuai di perisai Burung Garuda. Peringatan dan tayangan itu semakin pudar pasca pemerintahan orde baru tumbang. Apa-apa yang berbau Pancasila di-eliminir.
Ketika reformasi berusia 13 tahun muncul kesadaran baru pada semua komponen untuk menilik kembali Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini disebabkan banyak terjadi penyimpangan dalam berbangsa dan bernegara. Kalau saat orde baru, Pancasila dijadikan mitos penyelenggaraan negara, maka di era reformasi, Pancasila seolah "lenyap" seperti dinyatakan Habibie (1 Juni 2011, di Gedung MPR). Berikut pernyataanya:

Selesai pidato, Habibie mencontohkan 2 hal dan ini sesuai dengan semangat Pancasila. Yaitu "legowo" atas jabatannya sudahbrakhir maka beliua memberikan contoh dengan cara bersalaman dengan mantan Presiden Megawati dan Presiden SBY. Contoh ini sayangnya tidak ditiru oleh Megawati dan SBY ketika selesai menyampaikan pidatonya. Tidak cuma "ngomong" tetapi juga "tindakan" Pancasila.
Sebagai seorang yang menjadi public figure tidak disadari mereka memberikan contoh "tidak Pancasilais" pada rakyat bahwa dendam itu mestinya tidak diterus-teruskan.
Pemimpin tidak boleh hanya ngomong, masyarakat perlu teladan dari pemimpinnya. Ini sudah dicontohkan oleh Prof. Dr. Habibie. Wallahu a'lam.